Sementara banyak orang menganggap perancang busana (fashion designer)
hanya terlibat dalam menciptakan ide untuk pakaian baru, kenyataannya
mereka secara aktif terlibat pada hampir setiap aspek dalam proses
membawa mode baru ke hadapan publik.
Meskipun demikian, tidak terdapat keraguan bahwa tugas perancang busana dimulai dengan menciptakan desain dasar.
Desain busana awalnya dimulai dalam beberapa cara berbeda. Beberapa desainer membuat storyboard yang berisi sketsa ide-ide baru.
Perancang
yang lain lebih memilih bekerja dengan boneka jahit (sewing dummy) dan
mulai menggunakan berbagai potongan kain atau pakaian untuk menciptakan
desain baru.
Selama fase proses kreatif ini, perancang busana
berfungsi menerjemahkan visi yang awalnya hanya di pikiran, menjadi
suatu hasil yang bisa dillihat secara visual.
Seringkali, desain awal terus disempurnakan seiring seorang desainer mendapatkan ide-ide baru.
Membawa
sketsa atau model kasar untuk kemudian diberikan sentuhan yang lebih
rinci adalah langkah berikut yang harus dilakukan oleh seorang perancang
busana.
Hal ini dicapai dengan membuat apa yang biasanya dikenal
sebagai toile. Toile merupakan model kasar desain, dijahit dari beberapa
bahan dasar, seperti belacu.
Di Amerika Serikat, toile sering disebut sebagai muslin, mungkin
karena muslin (kain kasa), merupakan sejenis murah yang sering digunakan
untuk menciptakan modal kasar.
Kain kasa ideal digunakan untuk memastikan desain memang layak jika digunakan oleh khalayak pada nantinya.
Setelah toile dianggap sempurna, perancang busana akan mengawasi penciptaan kertas pola (card pattern).
Kertas
pola merupakan bagian-bagian dari suatu pakaian yang terbuat dari
karton untuk memastikan tiap kain dipotong dengan pola yang benar.
Setelah desainer menyetujui kertas pola, tugas akhir dari proses desain adalah proses membuat pakaian jadi.
Di sini, perancang busana akan membuat pilihan akhir dalam hal bahan, kancing, ritsleting, dan semua elemen lain.
Semua bahan, termasuk pilihan warna, lantas dikirim ke seorang penjahit kompeten bersama dengan kertas pola.
Setelah
suatu pakaian selesai dibuat, seorang perancang busana akan menilai
apakah pakaian tersebut layak dimasukkan dalam koleksi baru,
dimodifikasi, atau bahkan ditolak.
Perancang busana juga akan
sangat terlibat dalam acara peragaan busana, termasuk dalam memilih
model, mengatur urutan peragaan busana dalam koleksi, dan menentukan
harga akhir untuk setiap busana.
Sementara kebanyakan desainer
memiliki asisten untuk menangani banyak detail kecil, perancang busana
biasanya tetap memiliki kontrol penuh mulai dari visi awal hingga
presentasi publik pertama kali atas suatu rancangan busana.
0 comments:
Post a Comment