Tristan da Cunha adalah pulau kecil yang terletak di Atlantik Selatan dengan luas sekitar 200 km persegi.
Gugus
Tristan da Cunha terdiri dari sejumlah pulau lain yaitu Pulau Gough,
Pulau Inaccessible, dan Pulau Nightingale yang tidak berpenghuni. Tristan
da Cunha adalah pulau berpenghuni paling terpencil di dunia, dengan
jarak 2.160 km dari pulau induknya, Saint Helena yang berpenduduk
sekitar 4000 orang.
Daratan utama terdekat adalah Afrika Selatan
dengan jarak 2.810 km. Tristan da Cunha tidak dihuni sebelum penemuannya
oleh orang Eropa.
Pulau ini pertama kali ditemukan oleh seorang kapten Portugis, Tristao da Cunha, pada awal abad ke-16.
Dia tidak pernah mendarat sehingga pulau ini tetap tidak dijelajahi hingga dua abad berikutnya.
Survei
oleh orang Perancis dilakukan pada pertengahan abad ke-18. Usaha
penjelahan berhasil menemukan sumber air tawar di Tristan da Cunha,
membuat pulau ini memiliki nilai sebagai titik singgah dalam pelayaran
melintasi Atlantik.
Pada awal abad ke-19, seorang Amerika menetap
Tristan da Cunha dan mengklaim pulau itu sebagai miliknya dan menamainya
Island of Refreshment, sebelum akhirnya meninggal hanya beberapa tahun
setelah kedatangannya
Tak lama setelah kematiannya, pada tahun 1812 pecah perang antara Amerika dan Inggris.
Amerika
menggunakan Tristan da Cunha sebagai pangkalan angkatan laut untuk
menyerang kapal-kapal Inggris dalam perjalanan mereka menuju Amerika
Serikat.
Setelah
Inggris mengalahkan Napoleon yang disusul pengasingan Napoleon ke Saint
Helena, Inggris lantas mengklaim Tristan da Cunha sebagai miliknya.
Meskipun
Tristan da Cunha jauh dari Saint Helena (berjarak 2160 km), orang
Inggris tetap khawatir bahwa simpatisan Perancis akan menggunakan pulau
ini sebagai basis untuk menyelamatkan Napoleon.
Inggris lantas membangun sebuah pangkalan militer di pulau itu, dan dari waktu ke waktu mengirim warga sipil ke sana.
Setelah
memiliki penghuni, Tristan da Cunha mulai digunakan sebagai pangkalan
untuk memasok perbekalan kapal yang melintasi Tanjung Afrika sebagai
bagian perjalanan dari Eropa menuju ke Timur.
Namun, ketika
Terusan Suez dibuka, kapal tidak perlu berlayar melalui Tanjung Afrika
sehingga Tristan da Cunha sekali lagi menjadi terisolasi.
Pemburu paus kadang-kadang masih menggunakan Tristan da Cunha sebagai persinggahan meskipun frekuensinya semakin menurun.
Pada Perang Dunia II, Tristan da Cunha digunakan sebagai basis oleh Inggris untuk memantau Atlantik Selatan.
Pada
awal tahun 1960-an, gunung berapi meletus di pulau itu sehingga membuat
penduduknya mengungsi ke Inggris untuk sementara, meskipun mereka
kembali lagi setelah beberapa tahun.
Tristan da Cunha adalah salah satu pulau berpenghuni paling sedikit dengan populasi hanya sekitar 270 orang.
Tidak
ada penerbangan menuju Tristan da Cunha. Cara paling umum untuk sampai
ke sana adalah dengan menumpang kapal dari Saint Helena atau dengan
menumpang kapal nelayan dari Afrika Selatan.
0 comments:
Post a Comment