Herodotus, penulis pertama yang mendokumentasikan sejarah Eropa, digambarkan oleh Cicero sebagai ‘bapak sejarah’.
Meskipun
dianggap sebagai ‘bapak sejarah’, tulisan Herodotus berisi lebih
sebagai deskripsi tentang peristiwa baik yang dilihatnya sendiri atau
mengumpulkan dari sumber yang dia anggap terpercaya.
Herodotus bepergian ke berbagai tempat untuk mengumpulkan informasi tangan pertama tentang berbagai peristiwa.
Herodotus
menyatakan dalam bukunya bahwa banyak dari apa yang dia tulis
‘berdasarkan desas-desus, bercampur dengan …. pengamatan saya sendiri ‘.
Dia
juga mengatakan lebih lanjut, “Merupakan tugas saya untuk mengulangi
apa yang dikatakan, tapi jangan pernah langsung percaya dengan apa yang
saya tulis tanpa syarat, pernyataan ini berlaku untuk semua karya saya.”
Tahun Awal
Herodotus
lahir sekitar tahun 484 SM di Halicarnassus. Sebagai sebuah kota utama
yang terletak dekat Asia Kecil, Halicarnassus kemudian diperintah oleh
Ratu Artemisia.
Ratu Artemisia merupakan pengikut Raja Persia Xerxes dan telah berperang bersama dalam pertempuran laut Salemis.
Tidak banyak yang diketahui tentang masa kecilnya. Riwayat tentang Herodotus baru diketahui saat dia mulai beranjak dewasa.
Sepeninggal
Ratu Artemisia, cucunya yang bernama Lygdamis ganti memerintah. Dia
merupakan seorang tiran sehingga tidak disukai oleh rakyatnya.
Pengasingan dari Halicarnassus
Herodotus muda dan pamannya Panyasis, yang adalah seorang penyair, terlibat dalam plot gagal untuk menggulingkan Lygdamis
Kegagalan
ini berujung pada penangkapan dan eksekusi Panyasis. Herodotus berhasil
melarikan diri dan mencari perlindungan di kota tetangga Samos.
Di Samos, Herodotus tinggal selama delapan tahun sambil mempelajar
dialek Ionic yang digunakannya saat menulis karya-karyanya di masa
depan.
Setelah Lygdamis digulingkan, Herodotus kembali ke
Halicarnassus namun ternyata tetap tidak diinginkan oleh penguasa baru
sehingga memaksanya sekali lagi meninggalkan kota kelahirannya tersebut.
Di Athena
Herodotus kini menuju ke Athena, kota yang sedang mencapai puncak budaya, dan dengan cepat segera merasa nyaman.
Di
Athena, Herodotus bercerita tentang pengalamannya dengan Lygdamis di
Halicarnassus kepada sejawat cendekiawan dan akhirnya diberikan
tunjangan untuk menopang hidup sehari-hari.
Perjalanan Herodotus
Mungkin
karena permintaan populer untuk menceritakan kembali peristiwa dunia
atau memang karena dorongan Herodotus sendiri, maka dia mulai melakukan
berbagai perjalanan untuk merekam kehidupan di tempat-tempat yang jauh.
Tempat-tempat
yang pernah dikunjungi Herodotus diantaranya adalah Mesir, Babilonia,
Susa, Ecbatana, Krimea, Georgia, Tirus, Suriah, Thrace, Kirene, Libya,
dan seluruh Yunani.
Buku Sejarah
Buku yang
ditulis Herodotus berisi tentang kekhasan geografis tempat yang
dikunjunginya, hewan dan tumbuhan dari daerah tersebut, karakteristik
khusus dari orang-orang yang tinggal di dalamnya, politik, sosial, dan
budaya, serta kisah-kisah dan legenda yang hidup di dalamnya.
Sejumlah
pandangan subyektif dan unsur moral dalam tulisan-tulisan Herodotus
jelas tidak dapat dihindari mengingat dia menulis dari perspektifnya
sendiri dan sering mengambil peradaban Yunani sebagai standar untuk
menilai peradaban lain.
Sekitar 444 SM, orang Athena mendirikan koloni baru bernama Thurii di Italia selatan.
Tempat tersebut menjadi pertemuan internasional dan warga terkemuka dari semua bangsa beradab.
Herodotus lantas tianggal di Thurii untuk sementara waktu, untuk akhirnya memutuskan kembali ke Athena pada tahun 432 SM.
Herodotus meninggal di Athena antara tahun 426 hingga 415 SM.
0 comments:
Post a Comment