Apa itu Yeti? Fakta, Sejarah & Informasi Lainnya

Seperti Bigfoot di Amerika Utara, Yeti adalah hominid yang bergerak dengan dua kaki dan dikabarkan eksis serta merupakan subjek penelitian dalam Cryptozoology.
Yeti diyakini menghuni pegunungan Himalaya di wilayah Nepal dan Tibet dan telah lama menjadi bagian dari legenda lokal.
Pada akhir abad ke-19, cerita Yeti pertama didengar oleh dunia Barat.
Pada tahun 1921, istilah “Abominable Snowman” dipopulerkan setelah Royal Geographical Society’s Everest Reconnaissance Expedition kembali ke Inggris dengan cerita-cerita Yeti seperti yang dikisahkan oleh pemandu Sherpa mereka.
Awal abad ke-20 merupakan periode peningkatan penampakan Yeti oleh orang Barat yang semakin sering melakukan ekspedisi ke Himalaya.
Pada tahun 1950, minat terhadap Yeti semakin memuncak terutama karena “Snowman Expedition” yang diselenggarakan oleh koran Inggris, Daily Mail, yang dilakukan pada tahun 1954.
Daily Mail menampilkan foto hasil ekspedisi berupa gambar Yeti menurut kesaksian orang lokal serta jejak kaki di tanah yang tidak bisa diidentifikasi.
Artikel koran pada tahun yang sama juga menurunkan berita tentang spesimen rambut yang diduga milik Yeti.
Sampel tersebut dikirim ke Profesor Frederic Wood Jones untuk dianalisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa rambut tersebut merupakan milik hewan yang tidak teridentifikasi.
Analisis spesimen lain terjadi pada tahun 1959. Sebuah sampel kotoran yang diduga milik Yeti ternyata mengandung parasit tak teridentifikasi yang berarti juga milik makhluk yang tak teridentifikasi.
Pada tahun 1959, Yeti menjadi berita utama ketika aktor Hollywood, James Stewart, dikabarkan menyelundupkan keluar sisa-sisa tubuh yang dikatakan merupakan tangan Yeti yang awalnya disimpan di sebuah biara Buddha di Nepal.
Sisa-sisa ini yang kemudian dikenal sebagai “Pangboche Hand”, kemudian dianalisis dan disimpulkan merupakan milik manusia Neanderthal.
Pada tahun 1960, salah satu penjelajah pertama Gunung Everest, Sir Edmund Hillary, memulai sebuah ekspedisi ke Himalaya dengan tujuan mengumpulkan bukti tentang keberadaan Yeti.
Hillary kembali dengan kulit kepala yang diduga milik Yeti, yang juga disimpan di sebuah biara Buddha seperti Pangboche Hand.
Setelah dianalisis, kulit kepala tersebut ternyata merupakan milik antelope yang hidup di Himalaya untuk kemudian disumbangkan ke Oxford University Museum of Natural History.
Orang yang mengaku melihat Yeti seringnya sebenarnya hanya melihat hewan dikenal yang menghuni Himalaya seperti Beruang Biru Tibet, monyet Langur, Beruang Merah Himalaya, dan Beruang Coklat Himalaya.
Meskipun tidak ada bukti otentik, sebagian orang tetap berspekulasi bahwa Yeti mungkin merupakan Gigantopithecus yang masih hidup atau bahkan seorang pertapa manusia

0 comments:

Post a Comment